Sabtu, 21 April 2018

Sejarah sablon manual

Di era globalisasi ini, teknik cetak atau sablon sudah kaos tak dipungkiri lagi urgensinya. Hampir semua produk yang ada di sekitar kita menggunakan teknik sablon atau cetak dalam proses produksinya.

Tidak percaya? Coba perhatikan kemasan cemilan yang sering Anda makan. Coba Anda perhatikan sampul buku atau majalah yang anda punya. Atau coba Anda lihat sablon kaos yang sedang Anda pakai.

Semuanya menggunakan teknik print atau cetak agar terlihat lebih indah dan menarik untuk dikonsumsi.

Asal Usul Sablon

Teknik sablon pertama kali ditemukan di China, pada zaman Dinasti Song (960 – 1279 M). Kemudian beberapa negara Asia seperti Jepang dan lainnya mengadopsi metode cetak baju kaos ini dan mengembangkannya dengan memadukannya dengan penggunaan teknik sablon atau cetak lainnya.

Selang beberapa abad kemudian, teknik sablon mulai dikenalkan ke negara Eropa Barat setelah beranjak dari Asia pada akhir tahun 1700an. Namun, pada awalnya teknik sablon tidak diterima dengan baik di sana.

Sablon untuk bahan tekstil mulai dikenal sejak kain sutera mulai banyak digunakan di pasaran. Teknik sablon tersebut digunakan untuk mencetak hiasan pada kain sutera.

Merambah Dunia Komersil

Waktu pun terus berjalan. Teknik sablon pun akhirnya pertama kali dipatenkan di Inggris oleh Samuel Simon pada tahun 1907. Awalnya, penyablonan digunakan sebagai metode untuk melakukan pencetakan pada kertas dinding (wallpaper), pencetakan sprei, sutra, atau bahan – bahan kain lainnya yang memiliki kualitas tinggi.

Namun akhirnya penyablonan merambah ke berbagai media, termasuk sablon kaos, sablon poster dan sablon pada media lainnya.

Di dunia teknologi industri, teknik penyablonan diadopsi oleh para seniman sebagai suatu solusi atas biaya pencetakan yang mahal. Sablon adalah solusi praktis dan murah untuk melakukan pencetakan secara berulang – ulang. Kini teknik sablon menjadi terkenal, baik dalam dunia seni, maupun pencetakan secara komersial.

Seringkali teknik sablon ini digunakan untuk mencetak gambar sablon kaos, topi, CD, DVD, keramik, kaca, polyetilen, polypropile, kertas, logam, kayu, dan lain sebagainya.

Sablon dalam Dunia Seni

Selain merupakan alat penunjang komersial, teknik sablon pun menjadi salah satu media pengembang seni rupa. Di era 30an, sekumpulan seniman sablon di Inggris mendirikan Perkumpulan Serigrafi Nasional (National Serigraphic Society), yang awalnya dikenal dengan nama Serigrafi pada tahun 1930.

Hal ini dibuat untuk membedakan seniman yang berkarya di bidang seni dengan menggunakan penyablonan, dengan mereka yang bergerak di bidang sablon untuk kepentingan industri komersial.

Serigrafi sendiri berasal dari bahasa Latin, yaitu ‘Seri’ (sutra), dan bahasa Yunani ‘Graphein’ (menulis atau menggambar).

Seorang seniman bernama Andy Warhol merupakan salah satu nama yang berjasa besar dalam memperkenalkan teknik penyablonan yang berkaitan dengan istilah serigrafi tersebut.

Warhol sangat dikenal dengan karyanya pada tahun 1962, yaitu gambar Marilyn Monroe yang dicetak dengan menggunakan warna – warna yang mencolok. Pada era itu, Warhol pun mempopulerkan aliran seni visual baru ciptaannya sendiri, yang biasa dikenal dengan istilah Pop Art.

Perkembangan Teknologi Sablon

Pada tahun 1960, seorang wirausahawan sekaligus seniman dari Amerika bernama Michael Vasilantone, mengembangkan suatu mesin sablon rotary untuk lebih dari satu warna serta mematenkannya.

Mesin penyablonan tersebut pada awalnya diproduksi untuk mencetak logo dan tulisan pengenal untuk kaos pada klub bowling. Namun pada akhirnya lebih dikembangkan lagi sebagai suatu solusi baru dalam mencetak sablon kaos satu hari jadi.

Paten yang diajukan oleh Vasilantone tidak membutuhkan waktu yang lama. Dalam kurun waktu kurang dari 5 tahun, mesin sablon  model rotary ala Vasilantone ini akhirnya dikenal oleh berbagai pengusaha di Amerika. Tak hanya itu, mesin sablon baju kaos tersebut pun menjadi salah satu mesin paling populer dalam dunia industri penyablonan hingga kini.

Sekarang, lebih dari 50% kegiatan pencetakan sablon kaos di Amerika Serikat dan seluruh dunia menggunakan teknik sablon baju kaos ala Vasilantone. Kemudian pada 1967 Vasilantone mematenkan mesin sablon kaos rotary-nya.

Hak paten dunia pun muncul atas namanya dengan nomor 3.427.964 pada tanggal 18 Februari 1969.Pada bulan Juni 1986, Marc Tartaglia, Marc Tartaglia Jr. and Michael Tartaglia berhasil menciptakan peralatan sablon kaos yang didaftarkan hak patennya.

Mereka mematenkan sistem sablon separasi yang membuat desain full warna bisa disablon dan diaplikasikan pada beberapa kain atau lembaran bahan kain dengan melalui media printer screen yang terbuat dari jala sutra.

Kini, teknologi sablon sangat umum dipakai dalam berbagai industri yang volume produksinya tinggi seperti poster dan display untuk iklan. Biasanya, untuk sablon dengan hasil full color bisa dibuat dengan sablon CMYK (cyan, magenta, yellow and black

Sumber :
https://berkaos.com/sejarah-dan-perkembangan-teknik-sablon-dari-masa-ke-masa/

Selasa, 17 April 2018

Sablon sawangan (Mengenal jenis jenis pasta sablon)

TINTA SABLON RUBBER:

TINTA SABLON Rubber ini hanya digunakan khusus untuk sablon diatas kain yang gelap ( hitam,merah gelap,ungu tua). Sebab pada TINTA SABLON ini bersifat pekat dan dapat menutupi permukaan warna yang gelap dengan baik,biasanya TINTA SABLON ini untuk warna dasar sebelum warna yg warna warni.

TINTA SABLON TRANSPARAN:
TINTA SABLON Tranparan sering disebut juga TINTA SABLON coating, karena TINTA SABLON ini berfungsi sebagai pelapis hasil sablon sehingga sablon yang dihasilkan lebih cemerlang dan mengkilap.

TINTA SABLON EXTENDER:
TINTA SABLON in bersifat transparan, hanya cocok untuk penggunaan diatas bahan putih atau bahan-bahan berwarna terang. Sifat dari cat ini adalah menyatu/menyerap pada bahan.

TINTA SABLON SUPER WHITE:

TINTA SABLON super white ini tidak hampir sama dengan TINTA SABLON rubber, terdiri dari dua jenis yaitu white dan color. TINTA SABLON ini sifatnya lebih mendekati TINTA SABLON extender yaitu menyatu dengan bahan dan transparan, serta dapat disablon diatas dasar bahan berwarna gelap. Kelemahan dari TINTA SABLON jenis ini adalah tidak dapat menutup dengan rapat permukaan bahan walau telah dilakukan penyablonan berkali-kali.

TINTA SABLON PUFF/TIMBUL:
TINTA SABLON ini terdapat pada kedua jenis TINTA SABLON baik underbase maupun plastisol. TINTA SABLON ini memerlukan pemanasan yang akan mengakibatkan TINTA SABLON ini mengembang dengan efek timbul.

TINTA SABLON SOLVENBASE/PLASTISOL:
TINTA SABLON ini berbahan dasar PVC dan harganya cukup mahal serta membutuhkan peralatan khusus untuk pengeringannya. Sebab TINTA SABLON ini tidak dapat kering dengan sendirinya seperti TINTA SABLON waterbase pada umumnya. Untuk dapat kering dengan baik, TINTA SABLON ini memerlukan suhu mencapai 160 derajat celcius serta membutuhkan beberapa peralatan seperti conveyor curing dan flash curing. Setelah pengeringan dengan benar, TINTA SABLON plastisol ini memiliki daya rekat yang sangat baik. TINTA SABLON ini sering digunakan untuk menciptakan efek-efek yang menakjubkan seperti high density. Dan t-shirt yang menggunakan TINTA SABLONplastisol selalu diberi peringatan “Do not iron on design”, sebab TINTA SABLON ini akan meleleh jika terkena panas secara langsung dari setrika.

JENIS TINTA SABLON PLASTISOL:

TINTA SABLON ALL PURPOSE:
TINTA SABLON ini berbentuk transparan, bersifat seperti extender pada TINTA SABLON waterbase. Sebab TINTA SABLON ini hanya baik digunakan pada kain berwarna putih atau terang.

TINTA SABLON HIGH OPACITY:
TINTA SABLON ini mempunyai sifat seperti rubber dalam waterbase, hanya saja TINTA SABLON ini mempunyai daya tutup yang lebih baik pada permukaan bahan jika dibandingkan dengan TINTA SABLON rubber. TINTA SABLON ini dapat digunakan untuk teknik high density.

TINTA SABLON ATHLETIC PLASTISOL:
TINTA SABLON ini bersifat lentur atau elastis sehingga sangat cocok untuk penyablonan diatas kain polymesh, spandex atau kain dengan motif berlubang-lubang.

JENIS TINTA SABLON DAN TEKNIK LAINNYA:

CORK BASE:
Berjenis plastisol, TINTA SABLON ini dapat digunakan untuk teknik high density yang akan menghasilkan efek seperti busa atau gabus. TINTA SABLON ini memiliki kelenturan dan fleksibelitas yang tinggi sehingga cukup baik untuk penyablonan diatas bahan yang memiliki kelenturan tinggi seperti bahan Spandek dan Rib. TINTA SABLON ini juga tidak diperbolehkan untuk di dry clean, bleach atau disetrika.

SHIMMER GOLD & BASE:
TINTA SABLON dari jenis plastisol ini diformulasikan untuk menghasilkan warna seperti metalik. TINTA SABLON ini berbentuk pasta dan siap pakai. TINTA SABLON ini sangat baik digunakan untuk heat transfer, baik itu cold peel maupun hot peel. Sangat baik digunakan pada kain knitting, cotton, polyster dan rayon. Tidak disarankan untuk pemakaian
pada kain jenis nylon atau lycra.

YELLOW SPARKLE:
Bubuk yang diformulasikan untuk menimbulkan kesan berkelip-kelip, serta memiliki
tampilan yang glosy. Untuk mencetak bubuk ini, sebelumnya harus mencetakkan TINTA SABLON plastisol sebagai dasar sekaligus sebagai perekat bubuk ini.

HIGH DENSITY CLEAR:
TINTA SABLON yang bersifat transparan, TINTA SABLON ini menghasilkan efek sablon yang mengkilap dan terkesan basah.

WILFLEX LUNA CLEAR:
TINTA SABLON plastisol transparan yang tidak terlihat dengan sinar lampu biasa, akan muncul jika terkena sinar ultraviolet.

FOIL TRANSFER:
Aluminium foil dalam bentuk lembaran seperti kertas. Selain warna silver dan gold,
foil juga tersedia dalam macam warna dan motif. Untuk media tempelnya foil ini membutuhkan lem khusus.

FLOCK:
Teknik sablon yang menghasilkan efek cetakan seperti beludru. Terdapat dua jenis flock, bubuk dan lembaran. Untuk lembaran membutuhkan lem khusus sebagai media perekatnya.

SUGAR PRINTING:
Aplikasi sablon yang berbentuk bubuk transparan mirip gula pasir.

GLOW IN THE DARK:
Berbentuk serbuk yang menyerap dan memantulkan sinarnya kembali didalam ruangan gelap.

REFLECTIVE POWDER:
Serbuk yang dapat memantulkan sinar jika terkena cahaya lampu atau sinar matahari.

NATURAL SUADE:
TINTA SABLON plastisol yang menghasilkan efek kulit yang sangat lembut.

DISCHARGE AGENT:
Adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencabut warna dasar kain, sehingga warna bahan menjadi putih/grey. Dan untuk mendapatkan hasil yang maksimal, bahan pewarna
kainnya harus dipilih dengan yang dischargeable.

DISTRESSED atau VINTAGE:
Teknik inovasi grafik dengan membuat tekstur sehingga gambar terlihat pecah-pecah dan terlihat usang/kuno.

SHATTER BASE:
Jenis TINTA SABLON untuk menciptakan kesan pecah (crack). TINTA SABLON ini diciptakan agar mudah pecah saat mengering dan untuk pengeringan membutuhkan flash curing.

ROCK BASE:
Teknik high density menggunakan TINTA SABLON rock base untuk menghasilkan cetakan dengan
permukaan kasar seperti batu.

SUBLIMATION TRANSFER:
Gambar yang dicetak diatas kertas transfer, yang kemudian ditransfer ke kaos menggunakan hotpress. Sublimation transfer umumnya terbagi dalam menjadi dua jenis,
hot peel dan cold peel.

HOT PEEL:
Gambar yang diprint diatas kertas transfer.

COLD PEEL:
Kertas transfer yang berisi gambar jadi dengan berbagai jenis pilihan. Jenis cold peel ini jika diaplikasikan diatas kain kaos akan menghasilkan tekstur seperti TINTA SABLON rubber, dan dapat diaplikasikan diatas dasar bahan terang maupun gelap.
Sebab dalam pembuatannya cold peel menggunakan TINTA SABLON plastisol.

RHINESTONES HEAT PRESS:
Aplikasi yang digunakan untuk dekorasi dalam garmen, mempunyai beragam nama sesuai
dengan bahan yang digunakan, anatara lain nailheats, rhinestones dan swarovski crystals. Cara pengaplikasiaannya hanya dengan memanaskannya dengan mesin hot press
pada suhu 160 derajat celcius selama 10 detik.

HIGH FREQUENCY WELDING:
Proses aplikasi menggunakan mesin high frequency, seperti aplikasi plastik PVC diatas
kain.

EMBOSS PRINT:
Aplikasi yang menggunakan mesin press tekanan tinggi untuk menciptakan hasil emboss
diatas bahan.

Sumber :
http://www.batamsablon.com